Mengenal 7 Organisasi Otonom Muhammadiyah beserta Tugasnya Masing-Masing
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi ini memiliki kontribusi besar dalam bidang pendidikan, filantropi, dan kesehatan.
Mengutip buku Dua Menyemai Damai susunan Muhammad Najib Asca (2021), aktivitas dan peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam sangat kompleks, yakni mencakup resolusi konflik dan perdamaian, advokasi HAM, kebencanaan, reformasi tata kelola SDA, filantropi dengan paradigma baru, dan lain-lain.
Sejak didirikan pada tahun 1912, persyarikatan Muhammadiyah telah berkomitmen untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Muhammadiyah juga melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tadjid.
Dalam aktivitasnya, Muhammadiyah membawahi 7 organisasi otonom. Apa saja? Simak ragamnya dalam artikel berikut ini.
Organisasi Otonom Muhammadiyah
Organisasi otonom Muhammadiyah terdiri dari 7 bagian, yakni Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
KH. Ahmad Dahlan. Foto: Arsip Muhammadiyahzoom-in-white
Perbesar
KH. Ahmad Dahlan. Foto: Arsip Muhammadiyah
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan tentang organisasi otonom Muhammadiyah selengkapnya yang bisa Anda simak:
1. Aisyiyah
Mengutip buku Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Demak karya Dian Nafi, dkk (2022), Aisyiyah merupakan oganisasi otonom wanita Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada 19 Mei 1917. Pencetusnya yakni Nyai Ahmad Dahlan, istri dari pendiri organisasi Muhammadiyah.
Tugas dan peran Aisyiyah cukup banyak, yaitu membimbing kaum wanita ke arah kesadaran beragama dan berorganisasi, menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita, dan menyalurkan serta menggembirakan amalan-amalannya.
2. Pemuda Muhammadiyah
Pencetusan organisasi Pemuda Muhammadiyah bermula dari keputusan kongres 21 di Makasar pada tahun 1922. Kemudian, pada tahun 1968 barulah organisasi ini diberikan otonom penuh. Tugasnya yaitu menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra-putri Muhammadiyah sebagai pelangsung gerakan Muhammadiyah.
3. Naisyiatul Aisyiyah
Naisyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom yang menjadi gerakan putri Islam. Organisasi ini bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuannya yaitu untuk menanamkan rasa persatuan, memperbaiki akhlak, serta memperdalam agama para kader Muhammadiyah.
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Menjelang muktamar Muhammadiyah di Jakarta pada tahun 1962, mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah mengadakan kongres di Yogyakarta. Kongres tersebut membentuk organisasi khusus yang bernama IMM. Sesuai dengan namanya, organisasi ini bertujuan menjadi wadah yang tepat bagi kader mahasiswa Muhammadiyah.
5. Tapak Suci
Tapak suci merupakan organisasi otonom yang beranggotakan pesilat-pesilat di lingkungan Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 Rabiul Awwal 1383 H atau bertepatan dengan 13 Juli 1963.
6. Hizbul Wathan
Hizbul Wathon dirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918. Pelopor berdirinya antara lain Siraj Dahlan dan Sarbini. Namun berdasarkan SK presiden RI No.238/1961, tertanggal 20 Mei 1961, Hizbul Wathan ditiadakan dan disatukan ke dalam gerakan pramuka.
7. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Muhammadiyah membentuk organisasi khusus pelajar dengan nama IPM. Pada tanggal 18-20 Juli 1961 diadakan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta yang kemudian mendeklarasikan IPM dengan Ketua Herman Helmi Farid Ma’ruf dan Sekretarisnya Muhammad Hisyam Farid.
No comments:
Post a Comment